Rabu, 25 Mei 2016

Zaman Purba di Indonesia

Zaman Purba di Indonesia
Kita mesti menelusuri kronologi periode hidup mereka di jaman prasejarah yg dimulai sejak zaman Paleolitikum. Terhadap zaman ini, diperkirakan Homo erectus ditemukan bersamaan bersama perkakas batu Paleolitikum & serta perkakas cangkang yg ditemukan di daerah Sangiran & Ngandong. Para arkeolog pun sukses menemukan satu buah fosil mamalia Pleistocene yg mempunyai 18 kebenaran sayatan oleh satu buah media yg terbuat dari serpihan cangkang kerang terhadap dua tulang bovid. Perkiraannya merupakan luka sayatan tadi dibuat oleh manusia Indonesia prasejarah dikala berlangsung pemburuan besar-besaran di Formasi Pucangan lebih kurang 1,6 juta th sampai 1,5 juta th yg dulu.


 Dokumentasi dapat luka sayatan ini yakni dokumentasi mula-mula berkenaan pemakaian sarana di Sangiran, & serta yakni kenyataan paling lanjut umur menyangkut pemakaian perkakas cangkang didunia. 
 

Penelitian yg bertujuan buat mengungkap peristiwa manusia purba di Indonesia kembali berlanjut & hasilnya tiba terhadap zaman Neolitikum. Tak tidak sedikit yg ketahuan terhadap musim Neolitik Indonesia tidak hanya adanya perkakas yg terbuat dari batu asah seperti kapak batu asah & cangkul batu yg dikembangkan oleh beberapa orang Austronesia. Periode tersebut berlanjut kepada salah satu jaman prasejarah paling gede di Indonesia yakni zaman Megalitikum. Zaman Megalitikum Indonesia mempunyai tidak sedikit situs-situs struktur megalit di mana aspek tersebut teramat meringankan utk mengungkap peristiwa manusia purba di Indonesia mengingat web tersebut ditemukan di beraneka ragam ruangan seperti contohnya Piramida Tangga (Punden Berundak) di Jawa, Sumatra, Sulawesi, & Sunda Mungil. Periode prasejarah Indonesia setelah itu berhenti dgn masuknya kultur Dong Son yg mengambil teknik pemakaian perunggu, ritual pengorbanan kerbau, & metode penyulaman ikat.
Diwaktu dilakukan penelitian, didapati bahwa system kepercayaan mereka terhadap musim itu merupakan animisme yg menyembah roh-roh alam & roh beberapa orang yg sudah wafat dunia dikarenakan mereka yakin jiwa atau daya hidup beberapa orang yg lebih-lebih dulu berangkat masihlah dapat menopang mereka yg hidup. Trik hidup beberapa orang prasejarah Indonesia pun pass unik, dimulai dari pemburu yg membawa kepentingan di dalam hutan sampai hasilnya berkembang hingga penyulaman & industri keramik.
Manusia Prasejarah Indonesia
Disaat dilakukan penggalian buat mengungkap peristiwa manusia purba di Indonesia, ditemukan satu buah fosil dari manusia purba yg dikasih nama “Java Man” (Homo erectus erectus) yg ditemukan di pulau Jawa terhadap th 1891 & 1892. Penggalian yg dipimpin oleh Eugene Dubois tersebut pun menemukan gigi, batok kepala, & tulang paha di Trinil, pinggir Sungai Solo jatim. Fosil yg diduga sanggup mengungkap peristiwa manusia purba di Indonesia tidak jarang jadi bahan perdebatan berkenaan “bagian yg hilang” di antara kera & manusia & awalnya spesies ini dikasih nama Anthropopithecus erectus walau nantinya diubah jadi Pithecanthropus erectus.
Materi sejarah manusia purba di indonesia Sesudah ditemukannya “Java Man”, satu orang panteologis dari Berlin bernama G.H.R. von Koenigswald sukses menemukan sekian banyak fosil manusia yang lain di Jawa. Lebih Kurang th 1931 & 1933, von Koenigswald pun sukses menemukan fosil yg dikasih nama “Solo Man” dari sekian banyak web yg ada di kira kira Sungai Bengawan Solo yg diantaranya termasuk juga batok kepala & fragmen tengkorak. Kepada th 1936 von Koenigswald sukses menemukan lagi suatu batok kepala yg selanjutnya dikenal dgn “Mojokerto Child” & dikasih nama ilmiah Pithecanthropus modjokertensis sebab batok kepala tersebut serupa dgn batok kepala manusia. Elemen ini menemui protes keras dari Dubois sebab Pithecanthropus bukanlah manusia melainkan “ape-man” atau “manusia-kera”. Von Koenigswald kembali menemukan sekian banyak fosil di Sangiran & diantara tidak sedikit penemuannya yaitu tempurung kepala yg ukurannya serupa bersama yg ditemukan oleh Dubois di Trinil 2 meski hal itu kembali menuai bantahan dari Dubois yg menolak kesamaan antara penemuannya.
Penemuan yang lain yg mengejutkan para arkeolog yakni Homo floresiensis yg dikasih julukan “hobbit”, suatu spesies yg telah punah dari genus Homo. Sisa-sisa manusia yg jikalau berdiri tingginya cuma lebih kurang 1,1 meter ini ditemukan kepada thn 2003 di pulau Flores. Adapula bukti-bukti peristiwa yg ditemukan menyangkut “hobbit” ini cuma 9 tengkorak parsial & 1 tengkorak utuh. Sisa-sisa inilah yg tetap tetap jadi subjek riset untk mengetahui apakah mereka spesies yg tidak sama dari manusia modis. Hominin ini pun populer dapat tubuh & otaknya yg mungil, juga buat kemampuannya berkukuh hidup sampai setidaknya 12.000 th yg dulu. Yg ditemukan bersamaan bersama tengkorak “hobbit” ini adalah perkakas batu yg berusia kira kira 94.000 sampai 13.000 th yg dulu. Sekian Banyak ilmuwan yakin bahwa “hobbit” ini bisa saja ada hubungannya bersama mitos ebu gogo yg ada di kepulauan flores. Sampai ketika ini, masihlah tidak sedikit penelitian yg dilakukan guna mengungkap peristiwa manusia purba di Indonesia.
Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia mesti dimulai bersama penelitian di daerah Indonesia trendi, yg dengan cara geologis muncul dari bawah laut Asia Tenggara yang merupakan hasil bertumbukannya lempeng India & lempeng Australia, yg meluncur di bawah lempeng Sunda kepada era-era awal Cenozoic, kira kira 63 juta thn yg dulu. Keadaan tektonik ini selanjutnya menciptakan lengkung gunung merapi Sunda yg menempa sekian banyak kepulauan seperti Sumatera, Jawa, & kepulauan Sunda Mungil. Lengkung gunung merapi aktif ini setelah itu beralih jadi Danau Toba di Sumatera. Letusan supervolcano Toba yg berlangsung kurang lebih 69.000 sampai 77.000 thn yg dulu, menyebabkan periode dingin gunung api global.
Kepulauan Indonesia sejak mulai nampak wujudnya seperti sekarang kepada musim Pleistocene, yg selagi sekian banyak masa tetap menyambungkan Sunda dgn daerah mutlak Asia & mencetak ekstensi agung daerah daratan dari Asia Tenggara. Ekstensi yg ada setelah itu menciptakan sekian banyak binatang asia & spesies hominid sejak mulai bermigrasi ke daerah tersebut. Kepada musim es terakhir yg berjalan kurang lebih 20.000 sampai 10.000 th yg dulu, Bumi sejak mulai mengalami perubahan iklim, terjadinya penghangatan global bersama temperatur yg meningkat diatas kebanyakan menyebabkan pelelehan sekian banyak bongkah es di kutub & menaikkan volume air. Sunda mulai sejak tenggelam & terbentuklah selat Malaka, Laut Tiongkok Selatan, Selat Kalimata, & Laut Jawa. Kepada periode itu pula sejak mulai terbentuk Sumatera, Jawa, Kalimantan, & pulau-pulau sekitarnya.
Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia Dan Ciri-cirinya - Tempat Penemuannya,  Di Indonesia penelitian tentang jenis-jenis manusia purba sudah sejak abad ke-18 M, dirintis oleh seorang dokter Belanda bernama Eugene Dubois. Mula mula ia mengadakan penelitian di Sumatera Barat namun tidak membuahkan hasil, lalu ia pindah ke Pulau Jawa . Di Pulau Jawa, ia berhasil menemukan fosil manusia purba di desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891. Fosil manusia purba ia beri nama pithecanthropus erectus, yang artinya manusia kera yang berjalan tegak
Penemuan fosil selanjutnya pada tahun 1936 oleh Weidenrich. Ia menemukan fosil tengkorak anak di Lembah

Sungai Brantas, desa Jetis, Mojokerto. Weidenrich menamakan fosilnya Pithecanthropus Robustus. Fosil sejenis juga ditemukan oleh von Koenigswald di Mojokerto, ia menyebutnya Pithecanthropus Mojokertensis.

Pada penelitian dan penggalian arkeologis antara tahun 1936–1941, von Koenigswald berhasil menemukan fosil manusia purba. Diperkirakan fosil manusia purba itu adalah manusia tertua di Indonesia yang hidup satu sampai dua juta tahun yang lalu. Oleh karena itu para ahli arkeologi menamakannya

Meganthropus Palaeojavanicus, artinya manusia raksasa tertua dari Jawa. Meganthropus Palaeojavanicus hidup sezaman dengan Pithecanthropus Mojokertensis, namun tingkat kehidupannya lebih primitif.

Selanjutnya, ditemukan fosil-fosil manusia purba Indonesia, yang tingkat kemampuannya lebih tinggi dibanding jenis Pithecanthropus, yaitu jenis Homo Sapiens (manusia yang berpikir). Jenis manusia homo sapiens yang ditemukan di Indonesia, antara lain.
Gambar Ilustrasi Evolusi Manusia Purba

1. Meganthropus (Manusia Besar)
Meganthropus berasal dari dua kata. Megas artinya besar atau raksasa dan anthropus artinya manusia. Jenis manusia purba Meganthropus ditemukan oleh Van Koenigswald pada tahun 1936 di daerah Sangiran. Hasil penemuannya ini sering dikenal dengan nama Meganthropus Palaeojavanicus, artinya manusia raksasa dari Jawa. Jenis manusia ini memiliki rahang kuat dengan badan yang tegap. Mereka diperkirakan hidup dengan cara mengumpulkan bahan makanan, terutama tumbuh-tumbuhan. Meganthropus diperkirakan hidup sekitar dua sampai satu juta tahun yang lalu sejak penelitian.

Ketika pertama ditemukan, von Koenigswald menyebutnya Meganthropus palaeojavanicus karena memiliki ciri-ciri yang berbeda dari Pithecanthropus erectus (Homo erectus) yang lebih dulu ditemukan di Sangiran. Selanjutnya fosil serupa juga ditemukan oleh Marks tahun 1952 berupa rahang bawah.

Ciri ciri tubuhnya kekar, rahang dan gerahamnya besar, serta tidak berdagu sehingga menyerupai kera. Meganthropus diperkirakan hidup 2 juta sampai 1 juta tahun yang lalu, pada masa Paleolithikum atau Zaman Batu Tua. Meganthropus memiliki kelebihan pada bentuk tubuhnya yang lebih besar dibandingkan manusia purba lainnya.

2. Pithecanthropus (Manusia Kera Berjalan Tegak)
Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia - Pithecanthropus merupakan jenis yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Hasil penemuan di Indonesia, antara lain Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Mojokertensis, dan Pithecanthropus Soloensis. Pithecanthropus Erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois tahun 1891 di Trinil. Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan di Jetis dekat Mojokerto Jawa Timur oleh Von Koenigswald. Pithecanthropus Soloensis sementara itu ditemukan di Ngandong, lembah Bengawan Solo oleh Von Koenigswald, Ter Haar, dan Oppenoorth. Beberapa ciri manusia Pithecanthropus, antara lain sebagai berikut.

Ciri Ciri Manusia Purba Pithecanthropus :
  • Pada tengkorak, tonjolan keningnya tebal.
  • Hidungnya lebar, dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol.
  • Tinggi sekitar 165–180 cm.
  • Pemakan tumbuhan dan daging (pemakan segalanya).
  • Memiliki rahang bawah yang kuat.
  • Memiliki tulang pipi yang tebal.
  • Tulang belakang menonjol dan tajam.
  • Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.

3. Homo
Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia - Ada dua jenis fosil homo yang ditemukan di Indonesia, yaitu Homo Wajakensis dan Homo Soloensis.
Manusi Purba Homo Wajakensis berarti manusia dari Wajak. Eugene Dubois menemukan fosil ini pada tahun 1889 di dekat Wajak, Tulungagung Jawa Timur. Homo Wajakensis diperkirakan menjadi nenek moyang dari ras Australoid yang merupakan penduduk asli Australia.
Manusia Purba Homo Soloensis adalah manusia dari Solo ditemukan di Ngandong, lembah Bengawan Solo antara tahun 1931–1934. Penemunya adalah Ter Haar dan Oppenorth. Kehidupan Homo Soloensis sudah lebih maju dengan berbagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan hidup dari berbagai ancaman.

Ciri-ciri Manusia Purba homo :
  • muka lebar dengan hidung yang lebar;
  • mulutnya menonjol;
  • dahinya juga masih menonjol, sekalipun tidak seperti jenis Pithecanthropus;
  • bentuk fisiknya sudah seperti manusia sekarang;
  • tingginya 130–210 cm;
  • berat badan 30–150 kg;
  • hidupnya sekitar 40.000–25.000 tahun yang lalu.
Homo Soloensis dan Homo Wajakensis kemudian mengalami perkembangan. Jenis homo ini diberi nama Homo Sapiens. Homo Sapiens lebih sempurna dilihat dari cara berpikir walaupun masih sangat sederhana. Homo Sapiens berarti manusia cerdas, diperkirakan hidup 40.000 tahun yang lalu setelah penelitian. Jenis inilah yang nantinya menjadi nenek moyang bangsa Indonesia - sekian Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar